Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Teks Editorial : Segenggam Harapan dalam Pertemuan IMF-Bank Dunia

Teks Editorial : Segenggam Harapan dalam Pertemuan IMF-Bank Dunia

Assalammualaikum Wr Wb

Teks Editorial atau yang dimaksud dengan (Opini) merupakan suatu teks yang isinya tentang pendapat seseorang pribadi pada sebuah isu ataupun masalah aktual. Sedangkan isu yang dimaksud adalah masalah sosial, ekonomi, atau politik yang mempunyai hubungan signifikan terhadap masalah politik.Keberadaan teks editorial maupun teks opini tersebut juga rutin ada dalam surat kabar. Yang mana dalam pengungkapan teks editorial ini harus di sertakan bukti, fakta, ataupun alasan logis supaya dapat diterima oleh pendengan atau pembaca.


Kali ini tim Learning IF akan membagikan sebuah contoh Teks Editorial dengan judul Segenggam Harapan dalam Pertemuan IMF-Bank Dunia


Segenggam Harapan dalam Pertemuan IMF-Bank Dunia


Tahun ini, Indonesia menjadi tuan rumah IMF-WB (International Monetary Fund-World Bank) yang bertempat di Nusa Dua, Bali. Pertemuan ini berlangsung dari tanggal 8-14 Oktober 2018. Pertemuan ini biasa diselenggarakan tiap tahunnya supaya para pemimpin tiap negara menaruh perhatian lebih pada sumber daya manusia dalam rencana pembangunannya.

Dipilihnya Indonesia menjadi tuan rumah karena dipercaya sebagai negara yang ekonominya sustainable, memiliki daya tahan terhadap krisis, berhasil melakukan reformasi, juga dinilai negara yang indah dan kaya akan kebudayaan serta memiliki stabilitas keamanan dan politik.

Adapun Anggaran yang dikeluarkan untuk perhelatan ini mencapai Rp 5,75 T. Dari jumlah itu Rp 4,9 T digunakan untuk penyediaan insfratuktur penunjang pertemuan di Bali dan Rp 855 M untuk operasional rapat.

Tujuan digelarnya kegiatan ini adalah untuk membahas dan mendiskusikan isu-isu global berkenaan tentang perkembangan ekonomi, tingkat pengangguran, dan penyerapan tenaga kerja, stabilitas keuangan global, pengentasan kemiskinan, prospek ekonomi dunia, pembaharuan ekonomi, efektivitas bantuan serta perubahan iklim.

Namun, sebelum diselenggarakannya acara ini telah terjadi gempa dan Tsunami di daerah Sulawesi Tengah pada tanggal 28 September 2018. Bencana alam ini telah memporak-poranda kan Palu, Sigi, dan Donggala. Banyak Korban yang berjatuhan dan banyak korban yang kehilangan tempat tinggalnya. Dengan terjadinya peristiwa ini diperlukan bantuan bencana pada daerah tersebut secara cepat.

Jika dilihat dari anggaran yang dikeluarkan dengan total dana Rp 855 miliar, tentunya banyak menimbulkan pro dan kontra. Namun, panitia sudah berusaha melakukan penghematan tanpa mengurangi berbagai fasilitas yang menjadi standar pertemuan internasional.

Mengenai korban bencana di Lombok, Palu dan Donggala, sesuai dengan beberapa tujuannya, di acara ini para delegasi bahkan berinisiatif untuk menggalang dana untuk mereka. Penggalangan dana ini baik dilakukan secara individu hingga sistem donasi kelompok.

"Soal Palu negara-negara ini punya concern besar jadi mereka juga lihat Indonesia ini negara besar, negara yang mampu menangani acara sebesar ini di tengah situasi yang memang sedang banyak masalah gempa di Lombok dan juga gempa dan tsunami di Palu dan Donggala, jadi para peserta sendiri merasa juga ada keterpanggilan untuk memberikan bantuan," Ungkap Ketua Unit Kerja Pertemuan Tahunan International Monetary Fund (IMF)-World Bank, Peter Jacobs.

Oleh karena itu, seluruh elemen bangsa Indonesia sebaiknya bersama-sama saling mendukung dan bekerja sama untuk menyukseskan setiap kegiatan yang digelar. Bukan hanya ‘marwah’ saja yang dipertaruhkan, tapi kesuksesan dari setiap kegiatan akan membawa  dampak yang baik bagi pertumbuhan ekonomi secara nasional. Kalaupun manfaatnya belum dirasakan saat ini, tapi manfaat tersebut bisa kita rasakan di kemudian hari. Hanya dengan kebersamaanlah, kesejahteraan rakyat Indonesia bisa diwujudkan.


Post a Comment for "Teks Editorial : Segenggam Harapan dalam Pertemuan IMF-Bank Dunia"